PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini,
teknologi berkembang semakin pesat. Kemajuan teknologi berpengaruh terhadap
kelancaran berkomunikasi. Meklalui hasil teknologi, kita dapat berhubungan
dengan siapa aja dengan cukup mudah walaupun dalam jarak yang sangat jauh. Bila
kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berda diluar negeri pun,
misalnya, kita cukup mengangkat gagang telepon, memijat atau memutar nomor
bersangkutan dan komunukasi berlangsung. Dengan kemjuan teknologi, jarak antara
bangsa di Negara satu dengan bangsa di Negara lain terasa semakin dekat.
Kemajuan
teknologi tidak mengurangi peranan tulisan, bahkan sebaliknya. Melalui tulisan,
kita dapat melestarikan, menciptakan, dan mengkomunikasikan sesuatu kepada
orang lain. Kita dapat menybayangkan, bagaimana jadinya kehidupan ini apabila
kita tidak mengenal tulisan?
Tulisan
merupakan sala satu alat komunikasi. Tulisan adalah hasil kegiatan menulis.
Menulis termasuk sala satu bentuk kegiatan berbahasa, di samping bentuk
kegiatan berbahasa lainnya, yakni menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan
demikian, tulisan merupakan sala satu alat berkomunikasi dengan menggunakan
media bahasa tulis.
Walaupun saling
berkaitan dengan kegiatan berbahasa lainnya, keiatan menulis dapat dibedakan
berdasarkan sifat-sifatnya. Pertama, menulis bersifat tidak langsung, sebab
penulis tidak dapat berhadapn langsung dengan para pembaca dalam menyampaikan
gagasannya. Penulis menyampaikan sesuatu yang dikemukakannya melalui sebuah
media, yaitu tulisannya. Kedua, penulis bersifat ekspresif. Maksudnya, melalui
tulisannya, penulis dapat mengekspresikan sesuatu, seperti gagasan, perasaan,
maksud,pendapat dan keinginannya. Ketiga, menulis bersifat produktif, maksudnya
menghasilkan karya tulis sebagai sala satu kegiatan berbahasa. Terakhir menulis
bersifat aktif, artinya menulis merupakan sebuah kegiatan berbahasa secara
aktif memeberikan informasi dalam sebuah komunikasi.
Karena
berkomunikasi melalui tulisan itu bersifat tidak langsung, maka penulis tidak
dapat menjelaskan sesuatu yang mengekspresikan dengan unsur-unsur pembantu
lainnya, seperti mimic, gerak anggota tubuh lain, dan sebagainnya. Ketidak
langsungan hubungan penulis dengan pembaca menuntut kemampuan yang tinngi pada
penulis untuk memunculkan pemahaman serupa pada benak pambaca hanya dengan
menggunkan system lambang dan tanda, atau permainan angka dan kata tertulis.
Kemampuan
menulis kita, siapapun dab apa pun profesinya, akan meningkat apabilaa kita
memiliki pengetahuan yang memadai tentang tulis-menulis, disamping rajin
berlatih. Karena menulis merupakan sebuah keterampilan, maka kemampuan menulis
akan meningkat apabila sering berlatih.
1.2 Perumusan Masalah
1. Memahami langkah-langkah penyusunan
karya tulis ilmiah.
2. Dapat menyusun sebuah karya ilmiah yang
sistematis dan metodelogis.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menulis
Menulis
merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
untuk tujuan, misalnya member tahu, meyakinkan, menghibur. Hasil dari proses
kreatif ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Kedua istilah
tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengakatan
kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering
dikatakan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara, istilahh
mengarang sering dikatakan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.
Menulis dan
mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama kerena menulis berarti
mengarang baca menyusun dan merangkai,
bukan menghayal, kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraph,
menyusun paragraph menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan.
Pokok peroalan
di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar
bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada sebuah tulisan bisa
bermacam-macam, tergantung pada keinginan penulis. Melalui tulisannya penulis
bisa mengungkapkan, gagasan, pikiran perasaan, pendapat, kehendak dan
pengalaman.
Singkatnya, menulis
sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan
pikiranya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Setiap
penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak,
menginformasikan, atau menghibur pembaca.
2.2 Jenis-jenis Tulisan
Penjenisan tulisan dapat ditinjau
dari berbagai segi antara lain berdasarkan keobjiktifan masalah dan berdasarkan
isi dan sifatnya.
Berdasarkan keobjektifan masalahnya
tulisan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
1. Tulisan
ilmiah.
2. Tulisan
popular.
3. Tulisan
fiktif.
Permasalahan
yang disajikan melalui tulisan yang bersifat ilmiah betul-betul objektif debab
permasalahan tersebut sudah diteliti secara seksama baik melalui penelitian
dilapangan di laboratorium maupun dengan mengkaji buku-buku yang relevan dengan
permasalahan tersebut. Selain itu, tulisan ilmiah disajikan secara sistematis,
logis dan bahasanya lugas. Contoh tulisan ilmiah itu adalah skripsi, tugas
akhir, makalah, laporan praktikum, tesis, buku teks, dan disertasi.
Seperti
halnya tulisan ilmiah, tulisan populerpun disajikan secara sistematis, dengan
bahasa yang lugas tetapi kelogisannya masih dapat dipertanyakan. Kelogisannya
karangan semi-ilmiah masih dapat dipertanyakan karena tulisan semacan ini dibuat
penulisannya tanpa diwarnai oleh pendapatnya sendiri, walaupun mungkin saja apa
yang dikemukakan itu dapat dibuktikan kebenarannya.
Pada
penulisan fiktif, cerita dan fakta yang disajikan betul-betul sangat diwarnai
oleh subjektifitas dan imajinasi pengarangannya, sehingga penafsiran pembaca
terhadap masalah tersebut dapat beraneka ragam. Hal tersebut lebih diperkuat
dengan bahasa yang dipergunakannya. Karangan fiktif cenderung mempergunakan
bahasa yang bersifat konotatif. Contoh
puisi, cerpen, novel dan drama.
Berdasarkan
isi dan sifatnya, tulisan terdiri atas:
1. Naratif.
2. Deskriptif
3. Ekspositorik
4. Persuasif
5. Argumentatif
Karena sebuah tulisan dibentuk oleh
serangkaian alinea, maka penjenisan tulisan berdasarkan hal tersebut dapat
ditinjau dari alineanya. Jika semua atau sebagian besar tulisan dibentuk oleh
alinea naratif, maka tulisan itu merupakan tulisan naratif. Begitu juga bentul
tulisan lainya.
2.3 Fungsi Tulisan
Seperti yang sudah dikemukakan
sebelumnya behwan penulis pasti memiliki tujuan tertentu dengan tulisannya.
Dengan mengacu pada tujuan yang hendak dikemukakan penulis melalui tulisannya,
fungsi tulisan dapat diidentifikasi antara lain sebagai alat untuk:
1. Menginformasikan
sesuatu kepada pembaca.
2. Meyakinkan
pembaca.
3. Mengajak
pembaca.
4. Menghibur
pambaca.
5. Melarang
atau memerintah pembaca.
6. Mendukung
pendapat orang lain.
7. Menolak
atau menyanggah pendapat orang lain.
2.4 Langkah-langkah Menulis
Bila dibandingkan dengan
keterampillan berbahasa liannya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara,
keterampilan menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling
kompleks. Dalam hal ini, hastui dkk. (1986:6) menyatakan bahwa keterampilan
menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berfikir
dan keterampilan ekspresi dalam bentuk tertulis. Kemampuan menulis merupakan
kemampuan yang kompleks.
Kompleksitas itu disebakan oleh
factor-faktor yang mesti terwujud di dalam tulisan yakni sistematis tulisannya,
ejaan, diksi dan lain-lain, bahkan kemampuan menulis atau mengarang itu dapat
merangkum ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Tidak jarang seorang pengamat
merasa puas setelah menelaah sebuah karya tulis seseorang untuk mengetahui
kemampuan intelektual atau kemampuan berbahasa sang penulisnya.
Karena kompleksitas permasalahan
dalam menulis, maka seperti sudah dikemukakan, para penulis perlu mengetahui
pengetahuan teoritisnya disamping harus biasa berlatih mempergunakannya.
Suatu tulisan atau karangan dapat
dikatakan terbentuk secara sistematis antara lain apabila:
1. Terdapat
relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahulauan, bagian isi dan
bagian penutup tulisan.
2. Terdapat
relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian isi dengan bagian akhir/ penutup tulisan,
atau sebaliknya.
3. Terdapat
relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/ klausa yang lain
dalam tiap alinea.
4. Terdapat
relevansi antara isi tulisan dengan tujuannya.
2.5 Jenis Karya Tulis Akademik
Karya tulis akademik (KTA) yang dimaksud
disini adalah karya tulis yang biasa disusun oleh masyarakat akademik atau
sebagai tugas yang berkaitan dengan kegiatan akademik pad suatu jenjang
pendidikan tinggi. Karena itu karya tulis akademik dapat berupa karya tulisa
mulai yang sederhana sempai dengan karya tulis yang kompleks.
Jenis
karya tulis akademik:
1. Makalah.
Makalah
adalah karya tulis yang menyajikan permasalahandan pembahasannya berdasarkan
data dilapangan atau kepustakaan yanga bersifat objektif.
2. Kertas
kerja.
Kertas
kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam dari pada makalah.
Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lomna karya.
3. Laporan
praktek kerja.
Laporan
praktik kerja adalah karya tulisa ilmiah yang memaparkan data hasil temuan
dilapangan atau instansi perusahaan tampat kita bekerja, jenis karya ilmiah ini
merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (D III).
4. Skripsi.
Skripsi
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain. Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih elar sarjana (S I)
5. Tesis.
Tesis
adalah karya tulis yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sfatnya lebih mendalam dari
skripsi. Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister (S II).
6. Desertasi.
Desertasi
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris
dan obkektif. Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doctor (S III)
Perbedaan
antara makalah, kertas kerja, skripsi, tesis dan disertasi dapat dilihat dari
hal-hal berikut.
1. Kegunaanya,
2. Tebal
halaman,
3. Waktu
pengerjaan, dan
4. Gelar
akademik.
2.6 Karakteristik Tulisan Karya
Akademik
1. Mengacu
kepada teori artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan
sebagai landasan berfikir/kerangka pemikiran atau acuan dalam pembahasan teori
:
a) Tolak
ukur pembahasan da penjawab persoalan
b) Dijadikan
data sekunder/data penunjang
c) Digunakan
untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejalah
d) Digunakan
untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan
fakta artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis
artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa factual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan pribadi maupun golongan.
5. Sistematis,
baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan system yang
berlaku, terurut dan tertib.
6. Valid
artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gambling, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keragu-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama,
baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapapun
kecilnya.
9. Tuntas
pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai keakar-akarnya.
10. Bahasanya
baku artinya harus sesuai dengan bahasa yang dijadikan tolak ukur / standar
bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan
sesuai aturan standar (nasional/internasional) akan tetapi, tata cara penulisan
laporan penelitian yang berlaku dilembaga tempat penulis nernaung tetap harus
diperhatikan.
2.7 Manfaat Karya Tulis Akademik
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi
penulis.
1. Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif,
2. Melatih
untuk menggambungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
3. Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan,
4. Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis,
5. Memperoleh
kepuasan intelektual,
6. Memperluas
cakrawala ilmu pengtahuan,
7. Sebasai
bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk peneliyian selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya tulis
akdemik dalam bentuk karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim
dengan mematuhi kaedah dan etika keilmuaan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Karya tulis ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran,
kesimpulan serta pendapat/pendirian penulis yang dirumuskan setelah
mengumpulkan dan mengelola berbagai informasi yang sebanyak-banyanya dari
berbagai sumber baik teoritik maupun empiric.
Karya ilmiah
senantiasa bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengtahuan yang
berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini merupakan sumber
kerangka berfikir dalam mengumpulkan informasi-informasi sacara empirik. Karya
ilmiah tertulis (karangan ilmiah) dapat berbentuk artikel ilmiah popular (esai
dan opini), usulan penelitian dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang
bersifat akademik karangan ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis dan
disertasi.
Isi suatu karya
ilmiah dapat berupa keterangan atau informasi yng bersifat factual
(mengemukakan fakta), hipotesis (duga-dugaan), kongklusif (mengemukakan
kesimpulan) dan implemantatif ( mengemukakan rekomendasi atau saran-saran serta
solusi). Suata karya ilmiah yang lebih komprehensif akan mengandung semua jenis
keterangan atau informasi tersebut.
3.2 Saran
Dalam
penmbuatan suatu karya ilniah kita harus memperhatikan sistematika dan susunan
yang sesuai, serta dahasa yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://bahasaindosugik.blogspot.com/
http:www.tekkomdik-sumber.org/sjh_pdd_sumber_psndh.html